Senin, 18 Desember 2017

Seni Teater

SENI TEATER

A. PENGERTIAN SENI TEATER
   Dalam sejarahnya, kata “Teater”  berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas  untuk konsumsi penikmat.

    Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater  dalam  arti sempit dideskripsikan  sebagai sebuah drama  (perjalanan hidup seseorang  yang dipertunjukkan  di  atas  pentas,  disaksikan  banyak orang  dan  berdasarkan atas  naskah  yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang  banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.

   Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.

  Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.
B. FUNGSI SENI TEATER
    Peranan seni teater  telah mengalami  pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai  seni,  teater  tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, diantaranya meliputi:

1. Teater sebagai Sarana Upacara
   Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater  tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi
   Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan
   Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.  Sehingga harapannya penonton akan terhibur  dengan pertunjukan yang digelar.

4. Teater sebagai Media Pendidikan
    Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan  diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

C. UNSUR – UNSUR SENI TEATER
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
  Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu  teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:

1a. Naskah atau Skenario
    Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.

1b. Pemain
     Pemain  merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada  tiga  jenis  pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.

1c. Sutradara
    Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.

1d. Pentas
      Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi  unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.

1e. Properti
      Properti  merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.

1f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
  • Tata Rias  adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
  • Tata  Busana  adalah  pengaturan  pakaian  pemain  agar  mendukung  keadaan  yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
  • Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
  • Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.


2. Unsur Eksternal
   Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu

2a. Staf Produksi
     Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
  • Produser/ pimpinan produksi
  • Mengurus semua hal tentang produksi;
  • Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.


2b. Sutradara/ derektor
  • Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
  • Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
  • Mencari dan menyiapkan aktor;
  • Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.


2c. Stage manager
  • Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
  • Membantu sutradara.


2d. Desainer
    Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).

2e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
  • Bagian pentas/tempat;
  • Bagian tata lampu (lighting);
  • Bagian perlengkapan dan tata musik;


D. JENIS JENIS SENI TEATER
1. Teater Boneka
   Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa  peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat  digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.

   Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.

   Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
TEATER BONEKA
TEATER WAYANG KULIT

2. Drama Musikal
   Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL

3. Teater Dramatik
    Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
TEATER DRAMATIK

4. Teatrikalisasi Puisi
   Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
TEATRIKALISASI PUISI
5. Teater Gerak
   Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.

   Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini  adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

TEATER GERAK







Daftar Pustaka :
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah.html


Tidak ada komentar:
Write komentar